Pada 1997, NIST (National Institute of Standards and Technology) melakukan proses
pemilihan sebuah algoritma kunci simetris yang akan digunakan untuk melindungi
informasi yang penting menurut undang-undang pertanggungjawaban NIST. Pada
Oktober 2000 NIST memutuskan algoritma Rinjdael sebagai Advance Encryption Standard (AES) yang dianggap aman sebagai
standar kriptografi modern. hal ini dapat dilihat dari segi keamanan Rijndael dari semua
serangan, kecepatan, dan kesederhanaan desain, serta persamaan dan perbedaan
dengan cipher lainnya (DES). Rijndael, adalah sebuah blokchiper yang sederhana
dan memiliki struktur yang elegan. Blockchiper ini dapat mengenkripsi blok data
128 bit menggunakan kunci simetris 128, 192, atau 256 bit. AES diperkenal kan
untuk menggantikan algoritma DES (Data
Encryption Standard) karena DES memiliki kelemahan utama dalam kecepatan
implementasinya.
Kriptografi (cryptography) berasal dari
bahasa Yunani yaitu cryptos artinya rahasia (secret) dan graphein artinya
tulisan (writing). Menurut terminologinya kriptografi adalah ilmu dan seni
untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan dikirim dari suatu tempat ke tempat
lain. Algoritma DES adalah algoritma enkripsi 64 bit yang dipakai sebagai
standar kriptografi dari tahun 1977 – 2000. Pada tahun 2000 dikenalkan Rijndael
sebagai AES baru yang dapat memproses data sebanyak 128 bit sehingga memiliki
beberapa keunggulan disbanding DES.
Salah satu keuntungan dari AES baru ini
adalah fakta bahwa Rijndael dan inversnya menggunakan komponen yang berbeda
sehingga dalam prakteknya mengeliminasi kemungkinan kunci yang bersifat lemah
dan semi lemah. Dan juga ketidaklinieran dari ekspansi kunci akan mengeliminasi
kemungkinan kunci yang sama. Rijndael bisa diimplementasikan secara efisien
pada berbagai prosesor maupun hardware
khusus. Pada studi kasus penulisan ini dilakukan uji coba pada 8 bit prosesor
untuk tipe smart card dan 32 bit
prosesor untuk PC
.:. Sumber Dari PI Deviona Junita - Mahasiswa Gunadarma Lulusan tahun 2012
No comments:
Post a Comment